Rabu, 30 Juni 2010

Perwatakan Pendidik Berkarakter Mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong

Perkembangan dunia pendidikan seakan merayu dan memompa kompetensi manusia untuk selalu berdaya saing. Lembaga-lembaga pendidikan – pun dituntut untuk menciptakan sosok pendidik yang memiliki nilai luhur dan memiliki ideology sebagai warga bernegara yang berkarakter. Dikala sumber daya manusia membutuhkan tegakkan moral, maka system dalam proses perkembangan dan pertumbuhan harus bersumberkan pada nilai-nilai pancasila. Berbagai macam system yang diciptakan dirasa dan dianggap sebagai sesuatu yang selalu diujicobakan untuk menentukan bagaimana karakter bangsa ini. Pendidik tidak akan berkarakter jika bangsa tidak memiliki karakter.
System yang dijalankan di Indonesia; politik, social, ekonomi, budaya dan lain sebagainya merupakan perwujudan pencarian jati diri, maka jika anda merasakan system yang tidak cocok dengan bangsa Indonesia maka disanalah anda teridentifikasi sebagai makhluk yang multicultural dan memiliki kepentingan lain dari siapa yang menganggap system itu kurang cocok. Dan berbicara tentang sosok pendidik, mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong merupakan rudal buahan meriam yang siap setiap saat dihantamkan pada tindakan abmoral untuk membentuk watak bangsa yang berkarakter.
Namun sayang, hasil pengamatan saya selama proses perkuiahan di Sekolah tinggi Keduruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong, sedikit tidak teridentifikasi berbagai maca persoalan dari sosok pendidik yang terdidik, yang menganggap diri memiliki nilai-nilai santri dan moralitas yang menjamin untuk berrilaku dalam lingkungan masyarakat. Pembusanaan diri yang tidakan mendidik, kedisiplinan proses pembelajaran, keaktivan yang kurang, seakan mengundang pertanyaan yang kadang dinggap kelar dari kode etik.
Bahasa kewajaran untuk membina sosok yang harus memiliki karakter dicuatkan demi menjaga popularitas sistimnya. Mengutip makalah seminar nasional Badan Eksukutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi (Nurun Soleh: 10: 15 Mei 2010); pendidkan yang berkarakter adalah pendidikan yang berdasarkan pada potensi anak (kodrat manusia) sejak dilahirkan. Karakter sebagai sesuatu yang bebas yang tidak bisa diinvestasi manusia, karena karakter sebagai sesuatu yang given dan willed yang terdiri dari tiga elemen penting yang integral dengan dua arah yaitu; individual, sosial, moral.
Gaya hidup yang menganggap dirinya berkarakter (mahasiswa STKIP hamzanwadi) seakan memudarkan dirinya sebagai actor pendidik yang terdidik, yang ditutupi oleh mode membaur dengan masyarakat. Jika bercermin pada gaya hidup masyarakat Pancor yang bernuansa santri, maka jauhlah nilai-nilai itu seperti apa yang diaktualisasikan oleh mahasiswa dalam setiap gerak tindaknya. Apakan ini ciri guru professional? Pertanyaan ini banyak terdengar di sudut kehidupan masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Mahasiswa STKIP Hamzanwadi mesti ditanamkan kembali nilai-nilai santri yang terdidik dan berkarakter yang telah meletak di perguruan tinggi ini dan masyarakat setempat.